Liputan6.com, Bern : Swiss, negara yang selama ini menjadi tujuan kekayaan para miliuner dunia tampaknya akan segera berubah. Pada 2020, Swiss diperkirakan akan kehilangan posisinya sebagai tujuan nomor satu bagi kekayaan para miliuner dunia yang memindahkannya ke Singapura, menurut laporan penelitian perbankan Group WealthInsight .
Laporan ini berisi nilai kekayaan para keluarga miliuner dan arah pergerakannya terutama pada negara paling eksklusif di dunia. Nilai kekayaan para miliuner tersebut di 2011 saja sudah mencapai US$ 19,3 triliun.
Swiss menguasai kekayaan para miliuner dunia hingga US$ 2,8 triliun dari uang itu. Itu mencapai 34% dari total kekayaan para miliuner dunia, dan paling besar dibandingkan tempat lain di dunia,” seperti mengutip Business Insider, Kamis (18/4/2013).
Namun kondisi tersebut diprediksi akan segera berubah. Penyebabnya karena pemerintah Swiss mulai turut campur pada perbankan swasta tradisional di negaranya, seperti Luksemburg dan Karibia akhir-akhir ini, sehingga orang kaya mencari tempat tenang untuk menaruh uang mereka.
WealthInsight juga menunjukkan jika orang kaya baru di negara-negara seperti China dan Indonesia berkontribusi untuk langkah ini. Sebagian besar negara-negara berkembang mulai memiliki jumlah orang kaya, tetapi tidak memiliki struktur perbankan untuk layanan mereka.
Adalah Singapura, negara yang terus menjadi tujuan para miliuner di Asia karena memiliki pengaturan sektor perbankan yang baik. Negara ini juga memiliki kepemimpinan di perbankan swasta. Portcullis TrustNet, yang berbasis di Singapura dilaporkan dalam investigasi Konsorsium Internasional baru-baru ini tentang bagaimana para orang super kaya berinvestasi dalam pajak yang aman dengan bantuan bankir swasta berbakat.
Pada tahun 2011, nilai aset perbankan swasta Singapura mencapai US$ 550 miliar, dari tahun 2000 hanya US$ 50 miliar. Itulah pertumbuhan besar yang tidak dilihat WealthInsight selama beberapa waktu. (Nur)
Ekonomika dan Bisnis... 